Kasih Ibu
Bu,entah
Mengapa aku menuliskan ini. Aku tau mungkin ibu tidak akan pernah membacanya,
kalaupun ibu membacanya,aku tak yakin ibu mampu memahaminya. Entahlah rasanya
aku ingin saja menuliskan ini. Seperti ada desakan dari dalam hatiku untuk menulis
ini semua. Bukankah sesuatu yang kita lakukan tidak perlu selalu ada
penjelasannya. Iya kan bu?
Tulisanku
ini mungkin sangat sulit untuk ibu mengerti, tetapi aku membuatnya dengan
sejuta rasa bangga, senang dan haru karena teringat lagi apa yang kita lalui
bersama dan hanya selalu ibu ajarkan kepadaku saat aku masih kecil. Tidak hanya
dengan sejuta rasa tetapi aku menulis ini juga dengan tetesan air mata sebagai
tanya balas air mata ibu yang jatuh karena kenakalanku. Apa ibu tau, kalau aku
terkadang sebal dengan ibu?marah? atau kecewa dan jengkel? Maafkan aku ya bu?
Aku memang anak durhaka, aku jahat, aku nakal dan terkadang aku selalu tidak
pernah nurut padamu. Hati ibu pasti kecewa kalau aku membantahmu. Mungkin, ibu
hanya marah, tapi hati ibu menangis melihat aku sebagai anak.aku membantahmu.
Ganjil
rasanya, jika aku harus bercerita tentangmu. Bukan karna apa-apa. Hanya saja
kita memang jarang sekali berbagi cerita dirumah. Kebiasaan untuk saling
terbuka dan mencurahkan isi hati dan perasaan, ataupun masalah yang sedang kita
alami, tapi tidak sering kita lakukan bersama.
Ibu,
maafkan anakmu yang tidak selalu mengigatmu dalam setiap waktuku, tidak seperti
dirimu yang selalu mengigat dan mengkhawatirkan anakmu ini walau dalam
kesibukkan apapun. Ibu maafkan anakmu ini yang sampai saat dan sampai kapanpun
tidak bisa membalas semua kebaikan yang ibu berikan dan jasa-jasamu yang ikhlas
merawatku sampai sebesar ini dan membalas semua kasih sayang yang telah ibu
berikan. Walaupun pengabdianku hingga 100 tahun lamanya
Maafkan
aku ibu, jika sampai saat ini aku belum
menjadi anak yang ibu banggakan dan membuat ibu bahagia. Maafkan aku ibu . atas
segala kenakalan, kata-kata yang menyakiti dan air mata yang pernah menetes
karena ulahku. Rasanya segala doaku persembahkan untuk kebahagianmu,
kesehatanmu dan keselamatanmu tetapi tidak akan pernah mampu menutupi dan
membalas semua kebaikanmu dan pengorbanan untuk semua anakmu terutama diriku
Terlalu
besar dan mulia pengorbananmu untukku tetapi aku hanya bisa memberikan doa semoga allah membalas mulianya hatimu. Tapi
satu pintaku ibu, tetaplah doakan aku semoga anakmu ini menjadi anak yang
sholeh yang kelak akan menjadi pengiringmu di dunia sampai ke akhirat kelak.
Aku tidak bisa membayangkan jika diriku jauh darimu ibu. Aku tidak akan sanggup
ibu. Jadi, jangan berhenti berada disampingku dan mendoakanku
Bu,
saat ini aku sedang terpuruk. Aku merasa bersalah dan berdosa. Aku merasa
diriku bukan apa-apa tanpa dirimu. Aku remuk bu, dan aku merasa disaat seperti
ini aku selalu mengigat dan merindukanmu hingga aku tak kuasa menahan air mata
yang menetes ini. Sampai saat ini aku belum bisa memberi sesuatu untuk ibu. Aku
belum bisa menjadi sesuatu meski kau tak pernah memintanya
Ibu,
ijikanlah aku mengatakan aku sangat mencintaimu. Terima kasih ya allah telah
memberikan ibu yang baik dan hebat dalam segala hal. Bu, waktu semakin berjalan
dan entah udah berapa umur ibu saat ini. Oh iya bu, doakan ruddy lulus ya bu
dan semoga anak bungsumu ini bisa lebih bermanfaat. Bu, sungguh rasanya aku tak ingin menangis tetapi saat ini aku
menangis karena aku belum bisa memberi yang terbaik untukmu ibu.
Bu,
kadang aku rindu masa kecilku. Aku rindu saat ibu mengangkatku tinggi setiap
kali ibu selesai memandikanku. Aku rindu saat ibu mengajakku berpergian dan
disaat kita berada didalam angkutan umum, ibu begitu bangganya bercerita
tentang diriku pada penumpang lainnya. Ibu, aku selalu berdoa semoga dirimu
diberikan umur panjang, sehingga anakmu ini masih bisa mengabdi lebih lama lagi
Aku
tidak mampu berkata-kata lagi. Terlalu banyak kasih sayangmu yang coba aku
ceritakan terlalu beragam senyummu yang coba aku terjemahkan. Semuanya terlalu
besar hingga tidak muat jkai aku tuangkan
dalam lembaran kertas ini. Maafkan anakmu ini ibu karna sampai sebesar
ini masih sering merepotkanmu. Ibu bolehkah aku kembali? Kembali dalam kerutnya
keningmu ? aku akan melihat betapa terlambatnya aku dalam menghafal segala
senyummu dan jangan pergi ibu sebelum aku bisa kembali dalam batinmu dan membahagiakanmu
0 komentar:
Posting Komentar