Kasih Ibu

Minggu, 21 Oktober 2012



Kasih Ibu
                Bu,entah Mengapa aku menuliskan ini. Aku tau mungkin ibu tidak akan pernah membacanya, kalaupun ibu membacanya,aku tak yakin ibu mampu memahaminya. Entahlah rasanya aku ingin saja menuliskan ini. Seperti ada desakan dari dalam hatiku untuk menulis ini semua. Bukankah sesuatu yang kita lakukan tidak perlu selalu ada penjelasannya. Iya kan bu?
                Tulisanku ini mungkin sangat sulit untuk ibu mengerti, tetapi aku membuatnya dengan sejuta rasa bangga, senang dan haru karena teringat lagi apa yang kita lalui bersama dan hanya selalu ibu ajarkan kepadaku saat aku masih kecil. Tidak hanya dengan sejuta rasa tetapi aku menulis ini juga dengan tetesan air mata sebagai tanya balas air mata ibu yang jatuh karena kenakalanku. Apa ibu tau, kalau aku terkadang sebal dengan ibu?marah? atau kecewa dan jengkel? Maafkan aku ya bu? Aku memang anak durhaka, aku jahat, aku nakal dan terkadang aku selalu tidak pernah nurut padamu. Hati ibu pasti kecewa kalau aku membantahmu. Mungkin, ibu hanya marah, tapi hati ibu menangis melihat aku sebagai anak.aku membantahmu.
                Ganjil rasanya, jika aku harus bercerita tentangmu. Bukan karna apa-apa. Hanya saja kita memang jarang sekali berbagi cerita dirumah. Kebiasaan untuk saling terbuka dan mencurahkan isi hati dan perasaan, ataupun masalah yang sedang kita alami, tapi tidak sering kita lakukan bersama.
                Ibu, maafkan anakmu yang tidak selalu mengigatmu dalam setiap waktuku, tidak seperti dirimu yang selalu mengigat dan mengkhawatirkan anakmu ini walau dalam kesibukkan apapun. Ibu maafkan anakmu ini yang sampai saat dan sampai kapanpun tidak bisa membalas semua kebaikan yang ibu berikan dan jasa-jasamu yang ikhlas merawatku sampai sebesar ini dan membalas semua kasih sayang yang telah ibu berikan. Walaupun pengabdianku hingga 100 tahun lamanya
                Maafkan aku ibu,  jika sampai saat ini aku belum menjadi anak yang ibu banggakan dan membuat ibu bahagia. Maafkan aku ibu . atas segala kenakalan, kata-kata yang menyakiti dan air mata yang pernah menetes karena ulahku. Rasanya segala doaku persembahkan untuk kebahagianmu, kesehatanmu dan keselamatanmu tetapi tidak akan pernah mampu menutupi dan membalas semua kebaikanmu dan pengorbanan untuk semua anakmu terutama diriku
                Terlalu besar dan mulia pengorbananmu untukku tetapi aku hanya bisa memberikan doa  semoga allah membalas mulianya hatimu. Tapi satu pintaku ibu, tetaplah doakan aku semoga anakmu ini menjadi anak yang sholeh yang kelak akan menjadi pengiringmu di dunia sampai ke akhirat kelak. Aku tidak bisa membayangkan jika diriku jauh darimu ibu. Aku tidak akan sanggup ibu. Jadi, jangan berhenti berada disampingku dan mendoakanku
                Bu, saat ini aku sedang terpuruk. Aku merasa bersalah dan berdosa. Aku merasa diriku bukan apa-apa tanpa dirimu. Aku remuk bu, dan aku merasa disaat seperti ini aku selalu mengigat dan merindukanmu hingga aku tak kuasa menahan air mata yang menetes ini. Sampai saat ini aku belum bisa memberi sesuatu untuk ibu. Aku belum bisa menjadi sesuatu meski kau tak pernah memintanya
                Ibu, ijikanlah aku mengatakan aku sangat mencintaimu. Terima kasih ya allah telah memberikan ibu yang baik dan hebat dalam segala hal. Bu, waktu semakin berjalan dan entah udah berapa umur ibu saat ini. Oh iya bu, doakan ruddy lulus ya bu dan semoga anak bungsumu ini bisa lebih bermanfaat. Bu, sungguh rasanya  aku tak ingin menangis tetapi saat ini aku menangis karena aku belum bisa memberi yang terbaik untukmu ibu.
                Bu, kadang aku rindu masa kecilku. Aku rindu saat ibu mengangkatku tinggi setiap kali ibu selesai memandikanku. Aku rindu saat ibu mengajakku berpergian dan disaat kita berada didalam angkutan umum, ibu begitu bangganya bercerita tentang diriku pada penumpang lainnya. Ibu, aku selalu berdoa semoga dirimu diberikan umur panjang, sehingga anakmu ini masih bisa mengabdi lebih lama lagi
                Aku tidak mampu berkata-kata lagi. Terlalu banyak kasih sayangmu yang coba aku ceritakan terlalu beragam senyummu yang coba aku terjemahkan. Semuanya terlalu besar hingga tidak muat jkai aku tuangkan  dalam lembaran kertas ini. Maafkan anakmu ini ibu karna sampai sebesar ini masih sering merepotkanmu. Ibu bolehkah aku kembali? Kembali dalam kerutnya keningmu ? aku akan melihat betapa terlambatnya aku dalam menghafal segala senyummu dan jangan pergi ibu sebelum aku bisa kembali  dalam batinmu dan membahagiakanmu

0 komentar:

Posting Komentar

Di Blog ini saya menceritakan tentang cerita-cerita saya setiap hari . Disini tidak ada unsur kesengajaan ,ini hanya ungkapan isi hati saya . Jadi apabila ada nama,tempat juga kejadian yang sama, itu bukan kesengajaan, tidak ada faktor lain , ini menceritakan realita tentang kehidupan saya sehari-hari . selamat membaca ^^

twitter : @ruddy121
Facebook : Rudd-rudd Ngeyel ( Lonthong ora mentolo muluk-muluk )
skype : ruddy1211
ym : ruddy.cakep
Email : ruddy.cakep@yahoo.co.id