Stasiun gubeng terlihat begitu ramai, jam kepulangan kantor,
wajar. Di setiap sudut peron masing-masing orang sibuk dengan kepentingannya
sendiri. Asap rokok turut mengepul diudara, menyentuh hidung calon penumpang
kereta. Ada yang menghibaskan tangannya, ada yang pasrah pada aroma tembakau
yang menyengat bagi indra penciumannya
.
.
Dia berlari tergesa-gesa mendekati seorang pria yang duduk
manis di bangku besi memanjang. Ya itu
aku tempat kita menyempatkan waktu untuk bertemu. Hanya di waktu-waktu seperti
ini kamu bisa saling bertatapan mata, berbicara, serta mengungkapkan rasa. Hanya
di tempat ini, aku dan dia berani menjadi dua orang yang saling jatuh cinta
tanpa mendengar bisikan sinis dari banyak orang yang mencoba menghakimi kita
adela : “ maaf, aku baru sampai
disini tadi jalannya macet maklum jam pulang kerja. “
aku : “ enggak apa-apa kok, yang penting aku bisa lihat kamu.”
aku : “ enggak apa-apa kok, yang penting aku bisa lihat kamu.”
senyum itu adalah senyum yang selalu mencairkan rasa ketakutanku. Di stasiun
ini, meskipun di tempat umum, tetap saja kami bersembunyi dari pasangan mata
yang mengawasi.
adela : “ aku
bawa air minum, kamu haus? ” ujarnya
aku : “ hari ini kan hari kamis, aku puasa. “
adela : “ oh, maaf “
aku : “ tidak apa-apa, oia, bagaimana hari ini menyenangkan? “
adela : “ sangat menyenangkan, jika aku bisa ketemu denganmu. “
adela : “ aku kangen. “
aku : “ aku juga. “
aku : “ hari ini kan hari kamis, aku puasa. “
adela : “ oh, maaf “
aku : “ tidak apa-apa, oia, bagaimana hari ini menyenangkan? “
adela : “ sangat menyenangkan, jika aku bisa ketemu denganmu. “
adela : “ aku kangen. “
aku : “ aku juga. “
Tatapan matanya menyentuh bola mataku yang membulat. Aku tidak
menyentuhnya sama sekali tapi perkataan dan senyumannya sudah sangat
menghangatkan aku.
adela : “
bagaimana harimu menyenangkan ? “
aku : “ aku mengangguk pelan. “ tapi karna kamu telat, aku jadi tidak bisa lama-lama melihatmu. “
aku : “ besok masih ada waktu. ? “
adela : “ Habis kamu sholat jum’at ? “
aku : “ hahahaha, habis aku sholat jum’at? Bukankah kamu ada latihan paduan suara di gereja? ”
adela : “oh, iya berarti kita bertemu seperti biasa saja disini. “
aku : “ aku mengangguk pelan. “ tapi karna kamu telat, aku jadi tidak bisa lama-lama melihatmu. “
aku : “ besok masih ada waktu. ? “
adela : “ Habis kamu sholat jum’at ? “
aku : “ hahahaha, habis aku sholat jum’at? Bukankah kamu ada latihan paduan suara di gereja? ”
adela : “oh, iya berarti kita bertemu seperti biasa saja disini. “
Jarum jam bergerak sangat cepat saat aku menghabiskan waktu
bersamanya. Ketika adzan magrib menggema, kereta commuter line berjalan
pelan-pelan mendekati stasiun.. “ alhamdulillah sudah jam buka puasa “ dia
pamit pulang, aku tergesa-gesa meninggalkan stasiun, aku meninggalkan dia di
peron sendirian, aku masih lurus menatap ke arah kalung salibnya.. dia
melambaikan tangan
Tak perlu sedih karna tak ada perpisahan. Besok kami bertemu
lagi sebelum adzan magrib
0 komentar:
Posting Komentar