Saat Pertemuanku Dengan Si Nizal

Senin, 24 Mei 2010

Namun kala virus merah jambu itu datang, tak kuasa kutahan seranganya yang begitu dahsyat.kokohnya benteng pertahanan yg selama ini kujaga, runtuh seketika, saat nizal datang membawa secercah cahaya cinta itu kedalam hatiku. Awalnya kami berjumpa
secara tidak sengaja.
Ketika itu hujan turun dengan deras, bel pulang sekolah juga sudah berdatang berkali-kali. Segera kulangkahkan kaki ke luar kelas. Dengan lesu kupandangi air hujan yg terus mengguyur tiada henti. “Yah, kenapa sih aku bisa lupa bawa payung? Padahal aku kan sudah tahu kalau sedang musim hujan.”  Entah berapa lama aku menunggu, hingga tak terasa hujanpun berhenti. Segera kulangkahkan kakiku keluar dari gerbang sekolah.Ah sial, jalan raya yg ada didepanku terendam air hingga beberapa senti.sepatuku jadi basah,deh.” Jadi terpaksa harus kucopot. Baru saja kulepas sepatu sebelah kiriku,  sebuah suara mengagetkan ku dari belakang.“wah, sepertinya aku harus buka sepatu juga nih,”ujar sosok itu. Spontan saja , aku segera menoleh ke arah sumber suara. Ah, itu si nizal,  kulihat ia tersenyum manis kepadaku. Sejak itulah, wajah putih dan senyum manisnya itu terus membayang didalam benakku. Sungguh tak kusangka kalau aku akan merasan getaran-getaran aneh yg tak kutahu sebelumnya, entah apa itu. Mulanya aku tak peduli dan tetap cuek seperti biasa. Aku juga tak terlalu memperhatikanya, walaupun kami sering berpapasan,karena kelasnya bersebelahan dengan kelasku, hingga kemudian, kami bertemu kembali saat sedang mengurus berkas-berkas Pendaftaran SMA ..
Pagi itu, aku ingin menyerahkan berkas-berkas pendaftaran SMA pada bu rina. Baru saja kulangkahkan kakiku menuju ke ruang guru, si nizal nampak tergopoh-gopoh menghampiriku.“eh, kamu sudah fotokopi rapot belum?”  tanyanya dengan suara naik-turun yg segera kujawab dengan gelengan kepala. “ kalau begitu, aku nitip sekalian fotokopiin ya, nih uangnya. Sori, aku harus balik lagi nich soalnya surat pernyataanku tertinggal dirumah,” lanjutnya yg lagi-lagi Cuma bisa ku jawab dengan bahasa isyarat. Segera kuanggukkan kepala, saat ia menyerahkan buku rapornya. Dan tak lupa ia pun memberikan senyum termanisnya padaku. Ah, getaran-getaran yg dulu pernah kurasakan itu kini datang lagi melanda hatiku.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ini pengelaman pribadi ya p boz?

Posting Komentar

Di Blog ini saya menceritakan tentang cerita-cerita saya setiap hari . Disini tidak ada unsur kesengajaan ,ini hanya ungkapan isi hati saya . Jadi apabila ada nama,tempat juga kejadian yang sama, itu bukan kesengajaan, tidak ada faktor lain , ini menceritakan realita tentang kehidupan saya sehari-hari . selamat membaca ^^

twitter : @ruddy121
Facebook : Rudd-rudd Ngeyel ( Lonthong ora mentolo muluk-muluk )
skype : ruddy1211
ym : ruddy.cakep
Email : ruddy.cakep@yahoo.co.id